Search This Blog

Wednesday, January 13, 2010

SLR

Bukan nama mobil bukan masalah cinta. SLR, Single-Lens Reflex. Sebuah kamera mahal.. Di sekolah banyak orang punya dan memamerkan hasil karya terbaiknya. Berlomba-lomba menjadi terpuji. Abadikan semua momen. Awetkan suasana, menjadikannya terasa untuk waktu yang lama. Upload sana upload sini, samua isinya hasil jepretan kamera SLR. Bahkan mereka berperang memotret sahabatnya sendiri, saling jepret antar SLR. Mereka bergembira dengan wadah kumpulan peristiwa antar waktu. Sementara gw baru melihat gambar kamera itu di katalog yang ketemu di kolong meja, berharap bisa memilikinya. hmm...

Beberapa hari kemudian >>>

Ayah gw memperkenalkan gw terhadap sesutau yang gw kenal. Ahh, kamera itu! Persis seperti yang ada di katalog bekas! Hanya saja ga ada LCD. "Mana LCD-nya?", tanyaku. Ternyata, kamera itu memang ga ada LCD-nya alias bukan kamera digital! Kata ayah kalo maw expert di bidang ini, kameranya pake Canon EOS 630. Kamera yang udah diluncurkan sebelum gw lahir (ahh, so tau gw), Sekali jepret ga bisa diulang atau dihapus alias permanen. Harus benar2 tepat tanpa salah kalo ga mubazir film-nya, berat pula. Dari semua kamera yang gw pegang, ini yang paling berat. Hasil jepretan-nya lumayan bagus, tapi kaya foto jaman baheula. Kesannya nih umur foto lebih tua dari umur gua padahal baru motret kmaren dan dicuci tadi pagi. Cuma bisa menghasilkan maksimal 36 foto satu roll. Sekali aksi biasa-nya bawa maksimal 3 roll, mahaaall!!!! Sbenernya nih kamera bagus ga sih? Tapi gw tetep cinta ama nih kamera! Sip lah daripada ga ada..

!.!

No comments:

Post a Comment